Kamis, 20 November 2014

18 menit tatap muka

Karena kekuatan doa sungguh sangat luar biasa. Pembicaraan yang menarik, kebersamaan dalam suhu 23 derajat kota Malang. Ini hanya untuk bertemu seorang sahabat yang sudah menjadi keluarga kami.

Lapas Wanita Kelas IIA Malang, Sukun



[11/15, 16:19] Andy Rahmana: Tatkala
[11/15, 16:19] Danis Novita Perdana: Namun apa daya..
[11/15, 16:19] Ade Ari: Hem harapan pupus beberapa detik
[11/15, 16:20] Andy Rahmana: Karena detik tak pernah melangkah mundur
[11/15, 16:21] Novilia Purwanti: apa?
[11/15, 16:22] Adi Rano: Ketika mata batin ini melihat papan pengumuman itu, Hitam di atas putih
[11/15, 16:22] Ade Ari: Ya sudahlah...
[11/15, 16:31] Andy Rahmana: Lalu dadang membenturkan diri ke pintu gerbang lapas beberapa kali
[11/15, 16:32] Rizal Ardiansyah: Apakah kepalamu juga kamu benturkan, andy?
[11/15, 16:32] Ade Ari: Dan terbukala gerbang yang tak bertuan...
[11/15, 16:33] Ade Ari: Cinta.
[11/15, 16:33] Andy Rahmana: Hey orang asing, jaga bicaramu...
[11/15, 16:33] Ade Ari: ?
[11/15, 16:37] Yerry Anggoro: Tiba tiba sosok berseragam dan berkumis, keluar bagai seorang penentu kebijakan
[11/15, 16:45] Adi Rano:

 " stop, Dang, hentikan !!! "
Kataku ngeri, cukupkan..

" sekeras apapun tubuhmu, tak kan mampu mendobrak pertahanan mereka, percuma saja. " sambil nanar aku menatap sosok berseragam itu

[11/15, 16:47] Andy Rahmana: Dadangpun tertelungkup lesu dan drolling karena suicide pecel
[11/15, 17:36] Novilia Purwanti: apa ..? aku tak mengerti sistem ini..
[11/15, 17:45] Yan Azmi Edo Arizanur: Bagaikan langit disore hari
[11/15, 19:30] Adi Rano:

Sore, senandungkan kisahnya
Langit, iringi syahduhnya
Angin, sampaikan pada dunia,
Kisah yang kami alunkan..